Budidaya Tanaman Kakao
Pada
Selasa, 14 Agustus 2018
Kakao adalah komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman yang merupakan bahan baku cokelat ini dapat berbuah sepanjang tahun. Makanya, banyak petani kepincut membudidayakannya. Sebagai Tanaman dengan prospek yang cerah, Budidaya Kakao tidak terlepas mengalami beberapa kendala yakni tahun ke tahun dirasakan panen yang kurang menguntungkan hal ini disebabkan faktor tanah yang mengeras, hilangnya banyak unsur hara yang dibutuhkan tanaman kako, faktor penyakit yang menyerang tanaman serta faktor pemeliharaan yang tidak diawasi secara kontinyu sehingga banyak para petani yang kecewa dengan hasil produksinya.Pedoman Budidaya Kakao Secara Organik :
- Syarat tumbuh tanaman kakao adalah curah hujan yaitu 1.100 – 3.000 mm per tahun.
- Temperaturnya yaitu 30 0C ‐ 32 0C (maksimum) dan 18 0C ‐ 21 0C (minimum).
- Kakao tumbuh baik pada tanah dengan pH 6 – 7,5.
- Lingkungan hidup tanaman kakao yakni hutan tropis yang pada pertumbuhannya memerlukan naungan untuk menghindari pencahayaan penuh.
- Fase pertama bersihkan lahan dari rumput, gulma dan alang-alang yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kakao.
- Penanaman sayur merambat agar mencegah tumbuhnya kembali rumput dan alang.
- Setahun sebelum penanaman kakao, tanam pohon pelindung karena pohon kakao tidak boleh terkena langsung sinar matahari, seperti pohon albazia, lamtoro.
- Jumlah pohon pelindung di usia pohon kakao yang kedua tahun harus dikurangi dengan 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao.
- Bibit untuk pembenihan, diambil dari tanaman yang sehat dan telah cukup umur, diambil dari bagian tengah buah yang telah masak dan kualitas terbaik.
- Benih harus dibersihkan dahulu dengan abu gosok agar tidak tersisa daging buah untuk masuk ke proses kecambah.
- Benih harus segera dikecambah.
- Dengan menggunakan karung goni, benih yang telah dipilih disiram 3 kali sehari dalam suhu ruangan
- Benih bisa dipakai jika dalam proses kecambah 2-3 hari, lebih dari 50% telah berkecambah.
- Sediakan Polibag ukuran 30 x 20 cm (dengan tebal 0,8cm) dan tempat pembibitan.
- Didalam polibag, diisi dengan campuran 1 : 1 antara tanah dan pupuk kandang yang telah matang.
- Tambah 1 gram pupuk TSP / SP-36 di tiap polibag sebelum kecambah dimasukkan.
- Jarak ideal antara tiap polibag 20 x 20 cm dengan lebar per baris 100 cm
- Diusahakan kecambah tidak terkena banyak sinar matahari langsung. Sehingga tinggi naungan disesuaikan.
- Penyiraman dilakukan sebanyak 1 -2 kali / hari
- Pemberian pupuk NPK dengan komposisi ( 2 : 1 : 2 ) takaran yang diberikan sesuai dengan umur benih jika berumur 1 bulan 1 gram/bibit, 2 bulan 2 gram/bibit dan selanjutnya. Pemberian NPK dilakukan dengan ditabur.
- Penggunaan Pupuk Organik Cair ( POC ) NASA dengan cara larutkan 4 tutup botol POC NASA ke dalam 14 liter air ( 1 Tangki ) disemprotkan setiap 2 – 4 minggu sekali.
- Mulai umur benih 3 bulan, atap naungan mulai dihilangkan sebanyak 50% sampai umur 4 bulan.
- Pengamatan terhadap penyakit dan hama harus selalu dilakukan. hama yang biasanya mengganggu pembenihan antara lain : ulat punggung putih, ulat api, kepik daun, ulat jengkal. Gunakan BVR Pestisida Organik jika benih terserang hama dengan dosis 30 gr / tangki atau PESTONA dengan dosis 6-8 tutup /tangki semprot secukupnya di seluruh polibag ( 1 Tangki = 14 liter air ).
- Namun jika terserang penyakit Jamur Cortisium dan Phytophora sebarkan GLIO yang telah dicampur pupuk kandang selama lebih 1 minggu, ke tiap – tiap pohon.
Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan yaitu :
- Pengaturan tanam (pengajiran)
- Ajir terbuat dari bambu dengan ketinggian 80 – 100 cm, pasang ajir pusat sebagai patokan pemasangan ajir selanjutnya. gunakan tali untuk meluruskan ajir sehinga dieroleh jarak tanam yang seragam.
- Lubang Tanam
- Buat ukuran lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm di akhir musim hujan, tambahkan pupuk kandang yang telah dicamur tanah dengan komposisi (1:1) plus pupuk TSP 1-5 gram per lubang.
- Penanaman Bibit
- Pohon pelindung pada saat bibit akan dipindahkan harus sudah tumbuh dengan baik dan berumur 1 tahun. Penanaman dengan menggunakan cara tumpang sari tidak perlu tanaman pelindung.
- Pemindahan bibit ke lahan mengikut jenis kakao yang akan dibudidaya, untuk Kakao Lindak berumur 4-5 bulan dan Kakao Mulia berumur 6 bulan.
- Waktu pemindahan tidak pada saat bibit kakao membentuk daun muda. Persiapan naungan harus sudah bagus dan saat hujan sudah cukup.
- Penyiraman rutin dilakukan sebanyak 2 – 5 liter / pohon pagi dan sore setiap hari.
- Pembuatan lubang pupuk dengan cara dikoak di sekitar pohon. Pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut dan di tutup kembali.
Tabel Pemupukan Tanaman Kakao/Coklat:
UMUR (bulan) | Dosis pupuk Makro (per ha) | |||
---|---|---|---|---|
Urea (kg) | TSP (kg) | MOP/ KCl (kg) | Kieserite (MgSO4) (kg) | |
2 | 15 | 15 | 8 | 8 |
6 | 15 | 15 | 8 | 8 |
10 | 25 | 25 | 12 | 12 |
14 | 30 | 30 | 15 | 15 |
18 | 30 | 30 | 45 | 15 |
22 | 30 | 30 | 45 | 15 |
28 | 160 | 250 | 250 | 60 |
32 | 160 | 200 | 250 | 60 |
36 | 140 | 250 | 250 | 80 |
42 | 140 | 200 | 250 | 80 |
Dst | Dilakukan analisa tanah | |||
Dosis POC NASA mulai awal tanam : | ||||
0 – 24 | 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4 – 5 bulan sekali | |||
> 24 | 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman ) | |||
Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA : | ||||
Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon |
Untuk hasil yang maksimal, gunakan Pupuk NASA SUPERNASA dengan dosis 1 botol untuk 200 pohon 1-2 kali/tahun. Dengan cara SUPERNASA 1 botol dilarutkan bersama 2 liter air untuk dijadikan larutan induk. Ambil 10 ml larutan induk ditambah 1 liter air untuk penyiraman setiap pohon.
Untuk Tanaman yangsudah berbuah, gunakan pupuk khusus buah yang dikeluarkan PT NASA, POWER NUTRITION terbuat dari unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan untuk meningkatkan hasil pembuahan. POWER NUTRITION ditujukan khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan peningkatan buah baik secara kuantitas dan kualitas.
Penggunaannya : Larutkan kedalam 5 – 10 liter air 3 sendok makan POWER NUTRITION dicampur 1/2 tutup botol AERO 810 untuk membantu penyerapan nutrisi dalam akar. Lalu siramkan disekeliling akar pohon. Proses ini dilakukan 3 bulan sekali.
5. Pencegahan Hama Dan Penyakit Pada Kakao.
Tidak jarang dalam berkebun kita selalu menjumpai pohon yang terkena penyakit atau hama. Apa saja penyakit dan hama yang menyerang pohon kakao dan bagaimana cara penanggulangannya adalah sebagai berikut :
- Penyakit Busuk Buah : ciri-cirinya buah kecil akan langsung mati dan buah besar mengalami serangan dari angkal atau ujung buah nampak kecoklatan. Cara penanganannya semprotkan dengan Obat Penyakit Kakao yakni GLIO, dan membuang serta membakar buah yang sudah terserang, pemangkasan teratur.
- Ngengat Buah ( Cacao Mot ) : gejalanya Buah berwarna kuning pucat, biji dalam buah lengket dan kerdil, buah muda banyak yang terserang. Penanganannya : Melepas musuh alami semut hitam dan penggunaan BVR dengan cara disemprotkan. gunakan pestisida organik PESTONA. Lapisi buah kakao dengan plastik bagian bawah dibiarkan terbuka. Pembersihan lahan secara teratur
- Jamur Upas, Cirinya menyerang batang dan cabang. Penanganannya : korek dan olesi pada batang yang terinfeksi dengan HORMONIK + GLIO, jika serangan berlanjut bagian yang terinfeksi dipotong dan dibakar. Pemangkasan teratur.
- Ulat Jaran : cirinya terdapat ulat coklat kehitam-hitaman. Penanganannya dengan menggunakan Pestisida Organik PESTONA
- Kutu-kutuan : Cirinya Infeksi pada ujung buah bagian yang terlindung, dan terjadi perusakan pada buah yang masih kecil. Buah jadi terhambat pertumbuhannya lalu mati. Penanganannya tanaman yang terinfeksi dipangkas dan dibakar, Semprotkan PESTONA atau BVR 30 gr / 10 liter
- Ulat Kilan : Biasanya menyerang pada usia 2 – 4 bulan. Serangan yang parah akan mengakibatkan daun muda tinggal uratnya saja. Penanganannya : gunakan Pestisida Organik PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter
- Helopeltis Antonii : Gelaja serangan terdapat bercak bercak pada kulit buah hitam dan kering, buah keras dan kaku serta pertumbuhannya terhambat. Bentuk buah jelek dan buah kecil kering lalu mati. Pencegahannya dengan mengadakan penyemprotan pestisida PESTONA dengan dosis 5 – 10 cc / liter ( pada buah yang terinfeksi ). Penyemprotan dilakukan pada hari pertama pada stadia imago, penyemprotan ulangan dilakukan pada hari ke 7 dan pada hari ke 17 dilakukan kembali penyemprotan terhadap serangga yang masih hidup ( nimfa ), sehingga pemberantasan benar – benar efektif dilakukan. Lakukan pembersihan lahan serta pembuangan dan pembakaran buah yang telah terinfeksi.
- Parasa lepida dan Ploneta diducta : menyerang pada daun muda, sasaran utamanya adalah kucup daun sebagai pusat kehidupan dan bunga bakal buah yang masih muda. Pencegahannya dengan menyemprotkan Pestisida Organik PESTONA.
- Gunakan perekat perata AERO 810, 1/2 tutup Aero / tangki ( 14 liter air )
6. PEMANGKASAN
Pemangkasan ditujukan agar terjadi keseimbangan pertumbuhan tumbuhan dan menjadi tanaman menjadi lebih proposional, lakukan juga pemangkasan terhadap pohon pelindung supaya sinar matahari dapat masuk ke pohon kakao walaupun tidak secara langsung.
Ada beberapa teknik pemangkasan, yaitu :
- Pemangkasan untuk pemeliharaan, dimaksudkan untuk mengurangi pertumbuhan yang berlebihan dengan menghilangkan tunas air pada batang pokok atau cabang
- Pemangkasan untuk restorasi, dimaksudkan memotong bagian pohon yang rusak agar penyebaran infeksi tanam bisa terhindari.
- Pemangkasan untuk produksi, ditujukan agar cahaya matahari dapat masuk walaupun diusahakan tidak langsung agar pembungaan dapat terbentuk. Jenis pangkas tergantung musim, jika musim kering maka dilakukan pemangkasan ringan, sedangkan ketika musim penghujan langkukan pemangkasan cukup berat.
- Pemangkasan untuk pembentukan pohon, pemangkasan ini dilakukan pada pohon berusia 1 tahun setelah muncul cabang baru atau sampai dengan umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan simetris.
7. PEMANENAN
- Pemetikan dilakukan terhadap buah yang sudah masak namun jangan terlalu masak, tangkai buah dipotong dengan menyisakan 1/3 tangkai di pohon. Jika dilakukan pemetikan sampai di pangkal buah akan merusakan tempat bunga sehingga akan mengganggu pertumbuhan bunga.
- Jika hal ini dilakukan terus menerus produksi buah akan menurun. Umur buah yang dipetik berkisar 5 1/2 bulan – 6 bulan dari mulai berbunga. Berwarna Merah atau Kuning. Buah hasil panen dimasukkan ke karung dan dikumpulkan di dekat rorak. Pemetikan buah dilakukan pada pagi hari agar buah masih fresh sedangkan pemecahan buah dilakukan pada siang harinya. Buah yang telah dipecahkan diambil bijinya dan dimasukkan ke karung, sedangkan kulitnya dimasukkan ke dalam rorak.
8. PENGOLAHAN HASILPANEN
- Di tahap awal biji kakao yang akan dikelola, dilakukan fermentasi. Dimaksudkan untuk mempermudah memisahkan biji dan isi daging yang tersisa ( pulp ), mematikan daya tumbuh biji kakao, mendapatkan aroma dan rasa yang enak serta merubah warna.
- Biji kakao dikeringkan setelah dilakukan fermentasi bertujuan agar tidak terserang jamur. Pengeringan dilakukan dengan di jemur terkena sinar matahari langsung selama 7 – 9 hari atau bisa juga dengan menggunakan kompor dengan suhu 60 – 700 c selama 60 – 100 jam. kadar biji kakao yang baik kurang dari 6 %
- Lakukan penyotiran ( Sortasi ) untuk mendapatkan ukuran biji kakao yang seragam sesuai pesanan. Biji kakao yang baik kadar air maksimal 7 %, tidak terfermentasi maksimal 3 %, bebas kotoran dan serangan hama penyakit maksimal 3 %.
DISCLAIMER : Harga produk Budidaya Tanaman Kakao belum termasuk ongkir. Harga yang tertera di atas adalah harga untuk wilayah jawa, Untuk daerah luar JAWA mungkin akan dikenakan tarif sesuai Harga produk wilayah masing-masing.
Komentar (0)
Posting Komentar